Monday, January 21, 2013

Manusia dan Harapan


Manusia dan Harapan


Jenis nilai patokan hidup manusia

Nilai Sosial

Nilai sosial adalah sebuah patokan bagi manusia dalam menjalani kehidupannya dengan orang lain. Nilai sosial ini diyakini memiliki kemampuan untuk memberi arti dan memberi penghargaan terhadap orang lain. Nilai sosial ini dibedakan lagi menjadi dua macam yaitu, nilai yang pada hakikatnya bersifat sosial dan nilai ini meliputi ikatan keluarga, persahabatan, dan cinta terhadap negeri, kemudian yang kedua adalah nilai yang mendukung nilai pertama (hakikat sosial). Nilai kedua inilah yang dipakai manusia untuk berelasi dengan dunia sosialnya.

Nilai Budaya

Nilai budaya merupakan bentuk nyata dari usahanya untuk memanusiakan manusia (civilization). Nilai budaya adalah proses kemajuan manusia pada masa lampau kemudian menjadi titik tolak untuk melanjutkan kehidupannya pada masa sekarang dan masa depan.

Nilai Religius

Nilai religius ini memfokuskan relasi manusia yang berkomunikasi dengan Tuhan. Scheler mengungkapkan bahwa dalam hubungan dengan Tuhan, manusia mendapatkan pengalaman mengagumkan yang tak terhapuskan mengenai Personalitas Luhur yang digambarkan secara metaforis dalam dogma-dogma agama, ritus-ritus, dan mitos. Untuk memahami nilai religius ini, hanya dengan iman dan cinta terhadap manusia dan dunialah manusia menyadari bahwa Tuhan itu merupakan Pencipta, Yang Mahatahu, dan Hakim bagi dunia ini. Melalui nilai religius ini, manusia berhubungan dengan Tuhannya melalui kebaktian, pujian dan doa, kesetiaan dan kerelaan berkurban bagi Tuhan.

Nilai Moral

Nilai moral merupakan sistem nilai utama antara nilai-nilai yang ada dalam diri manusia dengan nilai-nilai yang ditemukan dalam sebuah era atau bangsa. Nilai moral ini adalah nilai yang menjadikan manusia berharga, baik, dan bermutu sebagai manusia. Nilai moral untuk masyarakat tertentu meliputi nilai yang memajukan manusia, antara lain internasionalisme dan kerjasama antarbangsa.

Nilai Intrinsik

Nilai intrinsik adalah nilai yang dikejar demi kepentingan diri sendiri. Yang termasuk dalam nilai ini adalah keinginan manusia dalam memenuhi kesehatan tubuh dan jiwanya, ilmu pengetahuan, kedamaian batin, persahabatan, dan kebutuhan religius.


Harapan
Perasaan seseorang yang menginginkan apa yang di inginkannya menjadi kenyataan. Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan harapan agar dapat dicapai ,memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri,kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada TUHAN.
Artinya harapan ialah sesuatu yang wajar berkembang dalam diri manusia dimanapun berada.mengutip pandangan A.F.C. Wallace dalam bukunya culture and personality , mas abhoe dhari menegaskan bahwa kebutuhan merupakan salah satu isi pokok dari unsur kepribadian yang merupakan sasaran dari kehendak, harapan ,keinginan,serta emossi seseorang. kebutuhan indifidu dapat dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi:
·         kebutuhan organik individu
o   kebutuhan individu bernilai positive
o   kebutuhan individu bernilai negative
·         Kebutuhan psikologi individu
o   kebutuhan psikologi indifidu bersifat positif


Kepercayaan
Kepercayaan adalah fakta dari pengalaman pribadi dalam menemukan makna kehidupan. Kepercayaan menyangkut tindakan konkrit yang aktif dan menerima dengan pasif. Sikap kepercayaan itu dipengaruhi oleh religiositas seseorang pada konteks. Kepercayaan merupakan proses dan dinamika seseorang dalam bersosialisasi, karena dasar kepercayaan dibangun atas dasar perspektif suatu kelompok beriman pada tataran tradisi kepercayaan tradisional disertai dengan rasa percaya dan setia, bahkan menumbuhkan penyerahan diri sepenuhnya kepada yang dipercayai. Di sini manusia secara naluriah menyadari adanya transendensi dan berusaha mencari kebenaran dengan melibatkan keberadaannya baik faktor pribadi, budaya dan karakter. Maka, perkembangan kepercayaan merupakan ciri khas manusia secara universal dalam perkembangan pada proses menjadi manusia yang utuh. 

Fowler mendefenisikan kepercayaan dengan iman yang bebas dari unsur-unsur doktrinal, pengakuan iman, maupun lambang-lambang keagamaan. Kepercayaan yang dilatih secara rutin dan sangat pribadi. Maka, iman adalah cara percaya dan menanggapi hidup secara pribadi sesuai dengan keberadaanya, bukan pada aspek keagamaannya
Sumber :

No comments:

Post a Comment