Sunday, June 9, 2013

Proteksi Daging dan Buah dari AS




Dosen Pengajar : Ekaning Setyarini, SE
Disusun oleh :

KIKI KURNIA SARI (14212104)
EKA NURDIANAH (12212412)
MOCH MUJIB RIDWAN (14212619)
NADYA ARIE SUMARTA (15212213)
PUJI ASTUTI (15212724)
RATNA (16212043)
WINA CHRISTINA HAREFA (17212724)


PROGRAM STUDI PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS S1 MANAGEMENT
DEPOK
2013




BAB II
PEMBAHASAN 

A.    Masalah - Masalah Dalam Proteksi Buah dan Daging
buah-buahan di indonesia 80% di import pada tahun 2011 lalu. Upaya yang sudah dilakukan dengan membentuk proyek bantuan pengembangan aktivitas agribisnis di Indonesia oleh USAID, oleh AMARTA (Agribusiness Market and Support Activity) lembaga pemerintah federal Amerika Serikat (AS) di bidang bantuan internasional. Yang bertujuan agar petani di Indonesia bisa berkompetisi dengan para produsen luar negeri dan dapat memiliki akses ke berbagai pasar yang terdapat di Indonesia. kenyataanya tidak menjadi penyelesai dari masalah ini. Banyak program yang sudah banyak di rencanakan namun efeknya belum terasa langsung ke masyarakatnya. Bahkan sekarang saja lebih banyak buah dan daging import yang bertebar luas di Indonesia dibandingkan buah lokal.
Pada hari selasa, 27 maret 2012 investor daily Indonesia telah memberitakan Anggota Komisi IV DPR RI Rofi Munawar, mengingatkan pemerintah agar melakukan perlindungan maksimal terhadap konsumen dari buah impor yang tidak sesuai standar dan kini banyak membanjiri pasar buah lokal.
Ø   Penyebab Dilakukannya poteksi Buah
Menurut beliau, permintaan buah-buahan secara nasional dalam lima tahun terakhir diperkirakan mengalami pertumbuhan berkisar 12-15 persen per tahun. Karenanya, beliau menambahkan, jika membanjirnya buah impor itu tidak dicegah maka akan mengakibatkan gangguan kesehatan dan memukul produksi buah petani lokal.
Pada tahun 2012 beberapa bukti memperlihatkan bahwa justru banyaknya buah import yang datang sebenernya berkualitas buruk di banding buah local, pernyataan dari kepala Pusat Karantina Badan Karantina Kementerian Pertanian Arifin Tasrin telah menyatakan sekitar 800 ribu ton buah yang dikirim ke Indonesia adalah buah yang tak laku alias kualitasnya buruk di negara asalnya.

"Mendag Gita Wirjawan juga menegaskan sudah terjadi 19 pelanggaran mikroorganisme dalam produk hortikultura yang masuk ke Indonesia dalam 1,5 tahun terakhir. Kemudian temuan Dinkes Kota Cilegon, Banten, menemukan buah jeruk asal Cina di salah satu pusat perbelanjaan terbukti mengandung Formalin. Buah itu masuk lewat jalur resmi dan selundupan," ujarnya.

Buah yang diawetkan dengan formalin itu tujuannya agar buah tampak lebih menarik, dan bagian kulitnya terlihat lebih kencang dan segar meski sudah berbulan-bulan di panen. Buah impor itu dipanen dalam kondisi belum matang agar tidak cepat rusak dan busuk selama proses pengiriman. Padahal pemanenan buah sebelum matang akan sangat berpengaruh pada kandungan nutrisi dalam buah.

Ø   Penyebab Dilakukannya Proteksi Daging
Berita yang beredar mengenai virus sapi gila dan penyakit ternak lainnya yang melanda negara eksportir serta permasalahan halal atau tidaknya menjadi factor yang perlu diperhatikan saat mengimport daging ke Indonesia. Karena Indonesia yang merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim memberikan syarat agar daging yang diimpor disembelih sesuai dengan cara Islam.
“ketika ditemukan kasus penyakit sapi gila di California tahun lalu, Pemerintah Indonesia menunjukkan ketidaksukaan dan kemudian menjadi negara pertama yang menolak sapi dari Amerika Serikat. Akibatnya penjualan daging sapi ke AS ke Indonesia anjlok menjadi hampir tidak ada.” Demikian yang diberitakan Star Telegram, kelompok media Mc Clatchy Newspaper.

Ini menjadi bukti bahwa sebenarnya sudah sejak dulu permasalahan import daging dan buah menjadi salah satu yang mesti di perhatikan oleh pemerintah. namun pergerakan keputusan yang di ambil pemerintah Indonesia terkesan sangat teramat lambat. Mentri khusus yang sudah dibentuk menangani masalah di bidangnya masing-masng tidak cepat dan tegas memberikan keputusan.
Penyesuaian Angka Pengenalan Importir (API) yang di undur kembali pada tahun 2012 menjadi bukti dari cara kerja yang lambat. Padahal fungsinya API adalah sebagai tanda pengenal importir dan berlaku untuk setiap kegiatan impor di seluruh daerah Indonesia. API dapat mempermudah pemerintah dalam mengendalikan barang – barang import.

Akibat Proteksi Import AS ke Indonesia
 
Tahun lalu, Indonesia menghentikan impor daging dari AS membuat penjualan daging di AS ke Indonesia langsung terjun bebas. Kuota impor daging sapi pada tahun 2011 Indonesia yang bisa menyentuh angka 90.000 ton saat itu harga stabil, dan  tahun ini cuma 32.000 ton. Akibatnya harga daging sapi pada Januari 2013 mengalami  kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan Januari tahun lalu yang hanya Rp71.000/kg. Namun, Januari 2013, harga rata-rata nasional daging sapi mencapai Rp86.000/kg, serata ketidak siapaan pegusaha impor dengan adanya pemangkasan kuota impor mengakibatkan pengusaha impor melakuan aksi suap supaya mendapat jatah yang sesuai dengan yang mereka inginkan.
Akibat di berhentikannya impor daging sapi dari As ke Indonesia bukan hanya di rasakan oleh masyarakat Indonesia tetapi oleh masyarakat As juga, Sebuah peternakan di California yaitu Monterey County juga menurun bisnisnya dan mengurangi jumlah pekerjanya.
"Semakin sulit bagi para peternak dan petani untuk bertahan di bisnis ini karena tingginya biaya dan juga harga tanah di negara ini, terutama di California. Karena itu jumlah pekerja kami semakin sedikit dan produksi akhirnya menurun” ujar pemilik Monterey  yaitu Kester.
Reaksi para peternak di AS memang kesal dengan kebijakan pemerintah Indonesia ini, dan mereka menyebutkan tindakan Indonesia sebagai 'knee-jerk  political action. 'Karena para peternak di AS ini memang cukup bergantung kepada pasar ekspor.
Selain soal pengetatan kuota, para eksportir daging AS juga menghadapi persoalan sulit untuk menjual daging ke Indonesia yang merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim. Indonesia memberi syarat agar daging yang diimpor disembelih sesuai dengan cara Islam. Ini membuat eksportir daging AS harus menyesuaikan diri
Industri daging di AS sangat penting untuk perekonomian Negara tersebut, karena industry ini berhasil menciptakan 1,4 juta lapangan pekerjaan. Di 2011, industry peternakan menyumbang sekitar US$ 44 miliar atau sekitar Rp 400 triliun dalam perekonomian AS.
Jadi wajar saja jika pemerintahan As memperjuangkan kepentingan para peternak sapi seperti di California dan Texas. Cara terakhir yang di lakukan sebelum menggugat kebadan perdagangan dunia (WTO), pemerintahan Obama tahun lalu pernah menekan pemerintah Indonesia untuk mencoba membuka pasar daging impornya. Apalagi AS melihat, 240 juta penduduk Indonesia merupakan pasar yang menggiurkan untuk ekspor daging.
Asosiasi Peternak Nasional AS mengatakan hanya ada dua negara, yaitu Indonesia dan Thailand yang menghentikan impor daging dari AS karena masalah sapi gila di California. Indonesia memang memperketat kuota dan persyaratan bagi para eksportir AS yang ingin memasukkan barangnya. Para peternak AS saat ini menghadapi risiko dan ketidakpastian penjualan daging ke Indonesia.
Bukan hanya melakukan pemangkasan kuota daging namun pemerintah juga melakukan pemangkasan kuota pada beberapa jenis buah setelah tersebar isu bahwa as mengekspor buah berkualitas buruk ke Indonesia menyebabkan permintaan konsumen ditingkat pedagang dan ritel anjlok lebih dari  60%, bahkan di prediksiakan turun lagi . selain pasokan pun seret 50% dari hari biasa. pasalnya akibat kebijakan tersebut harg buah impor di tingkat pedagang dan ritel di beberapa daerah mengalami kenaikan yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan permintaan konsumen lesu.misalnya harga buah di medan dan di petisan naik 10% hingga 200% dari biasanya.namun di sisi lain Sejak di berhentikannya Impor buah dariluar negeri pada 20 Oktober lalu, penjualan buah local mengalami sedikit peningkatan sekitar 20%, pada penjualan Buah Pepaya, Apel, Jeruk dan Mangga.
Menurut pejabat pemerintahan AS, kebijakan penghentian impor daging dan produk agrikultur asal AS oleh pemerintah Indonesia telah menghancurkan peraturan perdagangan global. Jika kedua negara ini belum menemukan kata sepakat, pemerintah AS mengancam untuk menuntut Indonesia ke markas WTO di Jenewa pada Maret 2013 nanti.(detik.com)

Pendekatan Masalah
Ekonomi Pembangunan adalah cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah – masalah yang dihadapai oleh negara sedang berkembang dan mendapatkan cara mengatasi masalah tersebut supaya negara berkembang dapat membangun ekonominya dengan lebih cepat lagi. Salah satu bidang penting yang di analisis dalam Ekonomi Pembangunan adalah masalah perdagangan luar negeri berupa eksport dan import. Karena suatu negara yang pembangunan ekonominya baik itu, salah satunya dapat di lihat dari bagus tidaknya system eksport dan importnya barang – barang di negara tersebut.
Sebagai penelitian kali ini kita akan membahas mengenai proteksi import daging dan buah yang sedang menjadi banyak pembicaraan di Indonesia. Ini menjadi sesuatu yang sekiranya penting untuk kita pelajari. Kerja sama dengan negara luar, merupakan factor pendukung yang baik dalam meningkatkan pembangunan perekonomian di negara berkembang (Indonesia). Namun bagaimana jadinya bila dilakukan proteksi. Adanya dampak positif dan negative yang tentunya haruslah di terima oleh negara Indonesia. Semuanya itu perlu pemikiran matang, keputusan yang tegas, terencana, dan kesiapan diri dari pemerintah beserta dengan para peternak maupun petani.

Pemecahan Masalah      
Ada bagusnya dilihat dulu situasi produksi/kualitas produksi di Indonesia terhadap kedua jenis barang itu.
Ternak sapi di Indonesia harus lebih terorganisir memiliki pola yg jelas . membatasi jumlah barang yang masuk dengan ukuran atau takaran persentase. Misalkan yang tadinya 40% pasar domestik atau setara dengan Rp 40 triliun yang hampir 600 ribu ekor sapi dikurangi menjadi 20% daging saja yang di import ke Indonesia dan begitu juga dengan buah yang tadinya sekitar 80% buah import yang beredar di Indonesia menjadi 50% buah import saja yang di perbolehkan beredar. Di tahun berikutnya, penurunan jumlah barang import yang masuk bisa di kurangi lagi sedikit demi sedikit atau tetap.
Buah-buahan Indonesia kualitasnya di tingkatkan lagi (termasuk penampilan) melebihi buah impor. walau klaim bahwa kualitas tak kalah, kenyataan sederhana adalah rasa apel malang tidak begitu disukai oleh masyarakat pembeli . Jadi tidak seharusnya produsen Indonesia seringkali berproduksi hanya berdasarkan kebiasaan dan bukan untuk memenuhi keinginan pasar .. not kreatif
Produsen Indonesia harus memiliki jaringan marketing yg kuat karena itulah merek tidak bisa menonjolkan sisi kekuatan buah Indonesia. produsen buah dan daging Indonesia masih mengandalkan cara tradisional dgn menjual ke tengkulak dst
Subsidi harga pakan, dan memberi pakan-pakan ternak bergizi, membantu dalam proses inseminasi buatan pada sapi agar nantinya jumlah bibit sapi domestic yang baik menjadi banyak
Bantuan benih unggul yang baik, serta memberikan biaya perawatan yang terjanggaku untuk para petani buah di daerah tepencil.
Membentuk perusahaan trading yg mengkhususkan diri pada pemasaran produk pertanian / peternakan Indonesia . Mungkin bisa dilihat dari cara China memasarkan produk2 pertanian mereka kenapa buah2an china bisa dikenal di Indonesia? Tidak akan terjadi kalau merek tak punya sistem marketing atau daging australia/AS masuk Indonesia, tidak mungkin peternak mereka yg datang menawarkan daging. Sistem tradisional ini yg harus diubah, sesuatu peternakan/pertanian yg hanya mengandalkan "RAKYAT" tidak lagi sesuai dgn perkembangan jaman. Pemerintah harus lebih berfokus pada memasarkan produknya untuk memicu. Intinya Petani dan peternak sama dengan rakyat Indonesia yg lain harus dibangun dan dididik agar siap bersaing dgn negara2 lain, sama dgn semua org Indonesia. Memanjakan mereka dengan menghilangkan pesaing adalah cara paling mudah tapi akan mengorbankan lebih banyak orang dan tidak mendidik mereka menjadi siap bersaing dimanapun .
BAB III
PENUTUP

Simpulan

Sesungguhnya tujuan pemerintah itu baik yaitu untuk mensejahterakan para petani dan peternak local, agar masyarakat lebih cinta pada produk local, dan sedikit membantu dalam mengurangi biaya pengeluaran Negara. Namun, pemerintah belum teliti atau belum memperhatikan sisi kemampuan dari Negara kita sendiri. Karena sebenarnya negara ini belum siap dalam menghadapi system proteksi daging dan buah. Terlihat dari keadaan daging dan buah domestic belum bisa mencukupi permintaan dari jumlah konsimsi masyarakatnya.

Saran

Sebaiknya janganlah menerapkan proteksi daging dan buah dari AS secara drastis langsung menghilangkan barang import secara tiba – tiba.
Pemerintah juga perlu berpikir matang-matang dalam bertindak. Perlu lebih memikirkan dampak –dampak positif atau negative dari system yang di buatnya, tidak terburu – buru dalam mengambil keputusan.

SUMBER

No comments:

Post a Comment