Dosen Pengajar : Ekaning Setyarini, SE
Disusun oleh :
KIKI KURNIA SARI (14212104)
EKA NURDIANAH (12212412)
MOCH MUJIB RIDWAN (14212619)
NADYA ARIE SUMARTA (15212213)
PUJI ASTUTI (15212724)
RATNA (16212043)
WINA CHRISTINA HAREFA (17212724)
PROGRAM STUDI PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS S1 MANAGEMENT
DEPOK
2013
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masalah - Masalah Dalam Proteksi Buah dan Daging
buah-buahan di indonesia 80% di import pada tahun
2011 lalu. Upaya yang sudah dilakukan dengan membentuk proyek bantuan
pengembangan aktivitas agribisnis di Indonesia oleh USAID, oleh AMARTA
(Agribusiness Market and Support Activity) lembaga pemerintah federal Amerika
Serikat (AS) di bidang bantuan internasional. Yang bertujuan agar petani di
Indonesia bisa berkompetisi dengan para produsen luar negeri dan dapat memiliki
akses ke berbagai pasar yang terdapat di Indonesia. kenyataanya tidak menjadi
penyelesai dari masalah ini. Banyak program yang sudah banyak di rencanakan
namun efeknya belum terasa langsung ke masyarakatnya. Bahkan sekarang saja
lebih banyak buah dan daging import yang bertebar luas di Indonesia
dibandingkan buah lokal.
Pada hari selasa, 27 maret 2012
investor daily Indonesia telah memberitakan Anggota Komisi IV DPR RI Rofi
Munawar, mengingatkan pemerintah agar melakukan perlindungan maksimal terhadap
konsumen dari buah impor yang tidak sesuai standar dan kini banyak membanjiri
pasar buah lokal.
Ø
Penyebab
Dilakukannya poteksi Buah
Menurut
beliau, permintaan buah-buahan secara nasional dalam lima tahun terakhir
diperkirakan mengalami pertumbuhan berkisar 12-15 persen per tahun. Karenanya,
beliau menambahkan, jika membanjirnya
buah impor itu tidak dicegah maka akan mengakibatkan gangguan kesehatan dan
memukul produksi buah petani lokal.
Pada
tahun 2012 beberapa bukti memperlihatkan bahwa justru banyaknya buah import
yang datang sebenernya berkualitas buruk di banding buah local, pernyataan dari
kepala Pusat Karantina Badan Karantina Kementerian Pertanian Arifin Tasrin
telah menyatakan sekitar 800 ribu ton buah yang dikirim ke Indonesia
adalah buah yang tak laku alias kualitasnya buruk di negara asalnya.
"Mendag Gita Wirjawan juga menegaskan sudah terjadi 19 pelanggaran mikroorganisme dalam produk hortikultura yang masuk ke Indonesia dalam 1,5 tahun terakhir. Kemudian temuan Dinkes Kota Cilegon, Banten, menemukan buah jeruk asal Cina di salah satu pusat perbelanjaan terbukti mengandung Formalin. Buah itu masuk lewat jalur resmi dan selundupan," ujarnya.
Buah yang diawetkan dengan formalin itu tujuannya agar buah tampak lebih menarik, dan bagian kulitnya terlihat lebih kencang dan segar meski sudah berbulan-bulan di panen. Buah impor itu dipanen dalam kondisi belum matang agar tidak cepat rusak dan busuk selama proses pengiriman. Padahal pemanenan buah sebelum matang akan sangat berpengaruh pada kandungan nutrisi dalam buah.
"Mendag Gita Wirjawan juga menegaskan sudah terjadi 19 pelanggaran mikroorganisme dalam produk hortikultura yang masuk ke Indonesia dalam 1,5 tahun terakhir. Kemudian temuan Dinkes Kota Cilegon, Banten, menemukan buah jeruk asal Cina di salah satu pusat perbelanjaan terbukti mengandung Formalin. Buah itu masuk lewat jalur resmi dan selundupan," ujarnya.
Buah yang diawetkan dengan formalin itu tujuannya agar buah tampak lebih menarik, dan bagian kulitnya terlihat lebih kencang dan segar meski sudah berbulan-bulan di panen. Buah impor itu dipanen dalam kondisi belum matang agar tidak cepat rusak dan busuk selama proses pengiriman. Padahal pemanenan buah sebelum matang akan sangat berpengaruh pada kandungan nutrisi dalam buah.
Ø
Penyebab
Dilakukannya Proteksi Daging
Berita yang beredar mengenai
virus sapi gila dan penyakit ternak lainnya yang melanda negara eksportir serta
permasalahan halal atau tidaknya menjadi factor yang perlu diperhatikan saat
mengimport daging ke Indonesia. Karena Indonesia yang merupakan negara dengan
mayoritas penduduk muslim memberikan syarat agar daging yang diimpor disembelih
sesuai dengan cara Islam.
“ketika ditemukan kasus penyakit
sapi gila di California tahun lalu, Pemerintah Indonesia menunjukkan
ketidaksukaan dan kemudian menjadi negara pertama yang menolak sapi dari
Amerika Serikat. Akibatnya penjualan daging sapi ke AS ke Indonesia anjlok
menjadi hampir tidak ada.” Demikian yang diberitakan Star Telegram, kelompok media Mc Clatchy Newspaper.
Ini menjadi bukti bahwa
sebenarnya sudah sejak dulu permasalahan import daging dan buah menjadi salah
satu yang mesti di perhatikan oleh pemerintah. namun pergerakan keputusan yang
di ambil pemerintah Indonesia terkesan sangat teramat lambat. Mentri khusus
yang sudah dibentuk menangani masalah di bidangnya masing-masng tidak cepat dan
tegas memberikan keputusan.
Penyesuaian Angka Pengenalan Importir
(API) yang di undur kembali pada tahun 2012 menjadi bukti dari cara kerja yang
lambat. Padahal fungsinya API adalah sebagai tanda pengenal importir dan
berlaku untuk setiap kegiatan impor di seluruh daerah Indonesia. API dapat
mempermudah pemerintah dalam mengendalikan barang – barang import.
Akibat Proteksi Import AS ke Indonesia
Tahun lalu, Indonesia menghentikan impor
daging dari AS membuat penjualan daging di AS ke Indonesia langsung terjun
bebas. Kuota impor daging sapi pada tahun 2011 Indonesia yang bisa menyentuh
angka 90.000 ton saat itu harga stabil, dan tahun ini cuma 32.000 ton. Akibatnya harga
daging sapi pada Januari 2013 mengalami kenaikan
yang cukup signifikan dibandingkan Januari tahun lalu yang hanya Rp71.000/kg.
Namun, Januari 2013, harga rata-rata nasional daging sapi mencapai Rp86.000/kg,
serata ketidak siapaan pegusaha impor dengan adanya pemangkasan kuota impor
mengakibatkan pengusaha impor melakuan aksi suap supaya mendapat jatah yang
sesuai dengan yang mereka inginkan.
Akibat di berhentikannya impor daging
sapi dari As ke Indonesia bukan hanya di rasakan oleh masyarakat Indonesia tetapi
oleh masyarakat As juga, Sebuah peternakan di California yaitu Monterey County
juga menurun bisnisnya dan mengurangi jumlah pekerjanya.
"Semakin sulit bagi para peternak
dan petani untuk bertahan di bisnis ini karena tingginya biaya dan juga harga tanah
di negara ini, terutama di California. Karena itu jumlah pekerja kami semakin
sedikit dan produksi akhirnya menurun” ujar pemilik Monterey yaitu
Kester.
Reaksi para peternak di AS memang kesal
dengan kebijakan pemerintah Indonesia ini, dan mereka menyebutkan tindakan
Indonesia sebagai 'knee-jerk political action. 'Karena para peternak di
AS ini memang cukup bergantung kepada pasar ekspor.
Selain soal pengetatan kuota, para
eksportir daging AS juga menghadapi persoalan sulit untuk menjual daging ke
Indonesia yang merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim. Indonesia
memberi syarat agar daging yang diimpor disembelih sesuai dengan cara Islam.
Ini membuat eksportir daging AS harus menyesuaikan diri
Industri daging di AS sangat penting
untuk perekonomian Negara tersebut, karena industry ini berhasil menciptakan
1,4 juta lapangan pekerjaan. Di 2011, industry peternakan menyumbang sekitar
US$ 44 miliar atau sekitar Rp 400 triliun dalam perekonomian AS.
Jadi wajar saja jika pemerintahan As
memperjuangkan kepentingan para peternak sapi seperti di California dan Texas.
Cara terakhir yang di lakukan sebelum menggugat kebadan perdagangan dunia
(WTO), pemerintahan Obama tahun lalu pernah menekan pemerintah Indonesia untuk
mencoba membuka pasar daging impornya. Apalagi AS melihat, 240 juta penduduk
Indonesia merupakan pasar yang menggiurkan untuk ekspor daging.
Asosiasi Peternak Nasional AS mengatakan
hanya ada dua negara, yaitu Indonesia dan Thailand yang menghentikan impor
daging dari AS karena masalah sapi gila di California. Indonesia memang
memperketat kuota dan persyaratan bagi para eksportir AS yang ingin memasukkan
barangnya. Para peternak AS saat ini menghadapi risiko dan ketidakpastian
penjualan daging ke Indonesia.
Bukan hanya melakukan pemangkasan kuota
daging namun pemerintah juga melakukan pemangkasan kuota pada beberapa jenis
buah setelah tersebar isu bahwa as mengekspor buah berkualitas buruk ke
Indonesia menyebabkan permintaan konsumen ditingkat pedagang dan ritel anjlok
lebih dari 60%, bahkan di prediksiakan turun lagi . selain pasokan pun
seret 50% dari hari biasa. pasalnya akibat kebijakan tersebut harg buah impor
di tingkat pedagang dan ritel di beberapa daerah mengalami kenaikan yang cukup tinggi
sehingga mengakibatkan permintaan konsumen lesu.misalnya harga buah di medan
dan di petisan naik 10% hingga 200% dari biasanya.namun di sisi lain Sejak di
berhentikannya Impor buah dariluar negeri pada 20 Oktober lalu, penjualan buah
local mengalami sedikit peningkatan sekitar 20%, pada penjualan Buah Pepaya,
Apel, Jeruk dan Mangga.
Menurut pejabat pemerintahan AS,
kebijakan penghentian impor daging dan produk agrikultur asal AS oleh
pemerintah Indonesia telah menghancurkan peraturan perdagangan global. Jika
kedua negara ini belum menemukan kata sepakat, pemerintah AS mengancam untuk
menuntut Indonesia ke markas WTO di Jenewa pada Maret 2013 nanti.(detik.com)
Pendekatan Masalah
Ekonomi Pembangunan adalah cabang ilmu
ekonomi yang menganalisis masalah – masalah yang dihadapai oleh negara sedang
berkembang dan mendapatkan cara mengatasi masalah tersebut supaya negara
berkembang dapat membangun ekonominya dengan lebih cepat lagi. Salah satu
bidang penting yang di analisis dalam Ekonomi Pembangunan adalah masalah
perdagangan luar negeri berupa eksport dan import. Karena suatu negara yang
pembangunan ekonominya baik itu, salah satunya dapat di lihat dari bagus
tidaknya system eksport dan importnya barang – barang di negara tersebut.
Sebagai penelitian kali ini kita akan
membahas mengenai proteksi import daging dan buah yang sedang menjadi banyak
pembicaraan di Indonesia. Ini menjadi sesuatu yang sekiranya penting untuk kita
pelajari. Kerja sama dengan negara luar, merupakan factor pendukung yang baik
dalam meningkatkan pembangunan perekonomian di negara berkembang (Indonesia).
Namun bagaimana jadinya bila dilakukan proteksi. Adanya dampak positif dan
negative yang tentunya haruslah di terima oleh negara Indonesia. Semuanya itu
perlu pemikiran matang, keputusan yang tegas, terencana, dan kesiapan diri dari
pemerintah beserta dengan para peternak maupun petani.
Pemecahan
Masalah
Ada bagusnya dilihat dulu situasi
produksi/kualitas produksi di Indonesia terhadap kedua jenis barang itu.
Ternak sapi di Indonesia harus lebih
terorganisir memiliki pola yg jelas . membatasi jumlah barang yang masuk dengan
ukuran atau takaran persentase. Misalkan yang tadinya 40% pasar domestik atau
setara dengan Rp 40 triliun yang hampir 600 ribu ekor sapi dikurangi menjadi
20% daging saja yang di import ke Indonesia dan begitu juga dengan buah yang
tadinya sekitar 80% buah import yang beredar di Indonesia menjadi 50% buah
import saja yang di perbolehkan beredar. Di tahun berikutnya, penurunan jumlah
barang import yang masuk bisa di kurangi lagi sedikit demi sedikit atau tetap.
Buah-buahan Indonesia kualitasnya di
tingkatkan lagi (termasuk penampilan) melebihi buah impor. walau klaim bahwa
kualitas tak kalah, kenyataan sederhana adalah rasa apel malang tidak begitu
disukai oleh masyarakat pembeli . Jadi tidak seharusnya produsen Indonesia
seringkali berproduksi hanya berdasarkan kebiasaan dan bukan untuk memenuhi
keinginan pasar .. not kreatif
Produsen Indonesia harus memiliki
jaringan marketing yg kuat karena itulah merek tidak bisa menonjolkan sisi
kekuatan buah Indonesia. produsen buah dan daging Indonesia masih mengandalkan
cara tradisional dgn menjual ke tengkulak dst
Subsidi harga pakan, dan memberi
pakan-pakan ternak bergizi, membantu dalam proses inseminasi buatan pada sapi
agar nantinya jumlah bibit sapi domestic yang baik menjadi banyak
Bantuan benih unggul yang baik, serta
memberikan biaya perawatan yang terjanggaku untuk para petani buah di daerah
tepencil.
Membentuk perusahaan trading yg
mengkhususkan diri pada pemasaran produk pertanian / peternakan Indonesia .
Mungkin bisa dilihat dari cara China memasarkan produk2 pertanian mereka kenapa
buah2an china bisa dikenal di Indonesia? Tidak akan terjadi kalau merek tak
punya sistem marketing atau daging australia/AS masuk Indonesia, tidak mungkin
peternak mereka yg datang menawarkan daging. Sistem tradisional ini yg harus
diubah, sesuatu peternakan/pertanian yg hanya mengandalkan "RAKYAT"
tidak lagi sesuai dgn perkembangan jaman. Pemerintah harus lebih berfokus pada
memasarkan produknya untuk memicu. Intinya Petani dan peternak sama dengan
rakyat Indonesia yg lain harus dibangun dan dididik agar siap bersaing dgn
negara2 lain, sama dgn semua org Indonesia. Memanjakan mereka dengan
menghilangkan pesaing adalah cara paling mudah tapi akan mengorbankan lebih
banyak orang dan tidak mendidik mereka menjadi siap bersaing dimanapun .
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Simpulan
Sesungguhnya
tujuan pemerintah itu baik yaitu untuk mensejahterakan para petani dan peternak
local, agar masyarakat lebih cinta pada produk local, dan sedikit membantu
dalam mengurangi biaya pengeluaran Negara. Namun, pemerintah belum teliti atau
belum memperhatikan sisi kemampuan dari Negara kita sendiri. Karena sebenarnya negara
ini belum siap dalam menghadapi system proteksi daging dan buah. Terlihat dari
keadaan daging dan buah domestic belum bisa mencukupi permintaan dari jumlah
konsimsi masyarakatnya.
Saran
Sebaiknya
janganlah menerapkan proteksi daging dan buah dari AS secara drastis langsung
menghilangkan barang import secara tiba – tiba.
Pemerintah
juga perlu berpikir matang-matang dalam bertindak. Perlu lebih memikirkan
dampak –dampak positif atau negative dari system yang di buatnya, tidak terburu
– buru dalam mengambil keputusan.
SUMBER
No comments:
Post a Comment